Schwerer Panzerspähwagen 8-Rad memasuki tahap pengembangan dari tahun 1934, lima tahun sebelum invasi Jerman ke Polandia. Dua kendaraan eksperimen dibuat pada saat itu: Versuchskraftfahrzeug 623 dan 624. Pada tahun 1937 namanya dirubah menjadi Sd.Kfz.233 dan Sd.Kfz.234, untuk kemudian berganti lagi di tahun 1939 menjadi Sd.Kfz.231 dan Sd.Kfz.232. Total 607 buah Sd.Kfz.231 dan 232 dibuat antara tahun 1936 dan 1943; 231 berhenti diproduksi pertengahan tahun 1942, sementara 232 bulan September 1943, yang memberi jalan pada produksi massal keluarga Sd.Kfz.234 yang lebih baru dan merupakan hasil improvisasi versi sebelumnya. Perbedaan utama dari kedua versi tersebut (231 dan 232) adalah frame antena besar yang dipasang di Sd.Kfz.232. 231 dan 232 ikut ambil bagian di setiap front Jerman dalam Perang Dunia II. Dalam foto di atas tampak sebuah Sd.Kfz.231 sedang memimpin konvoy di padang pasir Afrika Utara
Seri Sd.Kfz.231 mempunyai awak 4 orang, kecepatan sampai 85km/jam, serta setir unik di depan dan belakang yang memampukannya jalan maju dan atret (mundur) dengan kecepatan yang sama! Kubah yang dapat diputar penuh dilengkapi dengan senapan mesin MG 34 7,92mm serta meriam kecil 20mm. Pada awalnya, sebuah KwK30 ikut dipasang juga, tapi kemudian digantikan oleh KwK38 bulan Juli 1942. Hal ini menambah rate tembakannya dari 280 peluru menjadi 450 peluru/menit, yang dapat dipakai membabat pasukan infanteri lawan sampai jarak 1200 meter dan juga kendaraan tempur sampai jarak 600-1000 meter. Foto yang diambil di Afrika Utara ini memperlihatkan lima orang prajurit Afrikakorps sedang melihat-melihat salah satu panel mesin samping dari sebuah Schwerer Panzerspähwagen 8-Rad yang dicat warna tropis. Ranpur di atas kelihatannya kotor sekali, dimana debu dan lumpur bertebaran di badannya. Pintu kompartemen tempur di sebelah kanan terhalang oleh kotak sepatu yang dilas di ujung fendernya
Sampai dengan bulan Februari 1943, delapan roda Panzerspähwagen dilengkapi dengan ban dalam anti peluru yang dapat menutup sendiri. Setiap roda mempunyai as mandiri lengkap dengan per daun serta suspensi karet sehingga memampukan kendaraan untuk menahan beban sampai 8,3 ton. Sd.Kfz.231 didesain untuk mampu menangkal peluru dibawah kaliber 8mm sampai jarak 30m, sementara mesin di bagian samping dan belakangnya dilindungi lapisan baja sampai setebal 10mm (bagian depan, samping dan belakang lainnya berketebalan 8mm, sementara atap dan dek belakang 5mm). Disini kita melihat kendaraan Schwerer Panzerspähwagen produksi akhir, dimana lampu penanda beloknya telah dipindahkan ke bagian fender dan rel pelindungnya ditiadakan. Sd.Kfz.231 di atas dilengkapi dengan penangkal asap yang mulai ditambahkan dari sejak awal tahun 1942. Perhatikan kasa pelindung yang menutupi lampu depannya! Sd.Kfz.233 yang lebih berat mengikuti di belakang
Karakteristik produksi akhir lainnya adalah ketiadaan pelindung cipratan peluru di atas visor (klep kaca depan). Pelindung semacam ini sudah mulai dihilangkan dari tahun 1939, ketika visor yang lebih sederhana mulai diperkenalkan. Bemper pipa di bagian depan mulai diperkenalkan bulan Juli 1942. Kendaraan satu ini juga tidak mempunyai rel pelindung samping yang kini posisinya ditempati oleh penanda belok (modifikasi 1942 lainnya). Di bagian kiri kubah terdapat dudukan antena (meskipun antenanya nggak ada!), dimana radio turet mulai diperkenalkan tahun 1941. Radio jenis ini hanya khusus antar anggota unit, karena daya pancarnya terbatas cuma sampai 1km. Melihat dari schirmmütze yang dikenakan oleh orang yang nyengir kuya, maka kita bisa mengetahui bahwa Schwerer Panzerspähwagen adalah milik Heer dan bukan SS
Seri Sd.Kfz.231 mempunyai awak 4 orang, kecepatan sampai 85km/jam, serta setir unik di depan dan belakang yang memampukannya jalan maju dan atret (mundur) dengan kecepatan yang sama! Kubah yang dapat diputar penuh dilengkapi dengan senapan mesin MG 34 7,92mm serta meriam kecil 20mm. Pada awalnya, sebuah KwK30 ikut dipasang juga, tapi kemudian digantikan oleh KwK38 bulan Juli 1942. Hal ini menambah rate tembakannya dari 280 peluru menjadi 450 peluru/menit, yang dapat dipakai membabat pasukan infanteri lawan sampai jarak 1200 meter dan juga kendaraan tempur sampai jarak 600-1000 meter. Foto yang diambil di Afrika Utara ini memperlihatkan lima orang prajurit Afrikakorps sedang melihat-melihat salah satu panel mesin samping dari sebuah Schwerer Panzerspähwagen 8-Rad yang dicat warna tropis. Ranpur di atas kelihatannya kotor sekali, dimana debu dan lumpur bertebaran di badannya. Pintu kompartemen tempur di sebelah kanan terhalang oleh kotak sepatu yang dilas di ujung fendernya
Sampai dengan bulan Februari 1943, delapan roda Panzerspähwagen dilengkapi dengan ban dalam anti peluru yang dapat menutup sendiri. Setiap roda mempunyai as mandiri lengkap dengan per daun serta suspensi karet sehingga memampukan kendaraan untuk menahan beban sampai 8,3 ton. Sd.Kfz.231 didesain untuk mampu menangkal peluru dibawah kaliber 8mm sampai jarak 30m, sementara mesin di bagian samping dan belakangnya dilindungi lapisan baja sampai setebal 10mm (bagian depan, samping dan belakang lainnya berketebalan 8mm, sementara atap dan dek belakang 5mm). Disini kita melihat kendaraan Schwerer Panzerspähwagen produksi akhir, dimana lampu penanda beloknya telah dipindahkan ke bagian fender dan rel pelindungnya ditiadakan. Sd.Kfz.231 di atas dilengkapi dengan penangkal asap yang mulai ditambahkan dari sejak awal tahun 1942. Perhatikan kasa pelindung yang menutupi lampu depannya! Sd.Kfz.233 yang lebih berat mengikuti di belakang
Karakteristik produksi akhir lainnya adalah ketiadaan pelindung cipratan peluru di atas visor (klep kaca depan). Pelindung semacam ini sudah mulai dihilangkan dari tahun 1939, ketika visor yang lebih sederhana mulai diperkenalkan. Bemper pipa di bagian depan mulai diperkenalkan bulan Juli 1942. Kendaraan satu ini juga tidak mempunyai rel pelindung samping yang kini posisinya ditempati oleh penanda belok (modifikasi 1942 lainnya). Di bagian kiri kubah terdapat dudukan antena (meskipun antenanya nggak ada!), dimana radio turet mulai diperkenalkan tahun 1941. Radio jenis ini hanya khusus antar anggota unit, karena daya pancarnya terbatas cuma sampai 1km. Melihat dari schirmmütze yang dikenakan oleh orang yang nyengir kuya, maka kita bisa mengetahui bahwa Schwerer Panzerspähwagen adalah milik Heer dan bukan SS
Sumber :
Majalah "Allied-Axis" edisi No.04
Tidak ada komentar:
Posting Komentar